Wilayah Lain di Phnom Penh

Choeung Ek (Ladang Pembantaian)

Setelah mengunjungi Museum Tuol Sleng Genocide, biasanya wisatawan melanjutkan kunjungan mereka ke tempat ini, jika mereka tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai masa kebrutalan Pol Pot. Museum ini terletak di luar kota dan bisa dijangkau hanya dengan transportasi sendiri, seperti dengan menyewa Tuk-tuk (taksi).

Choeung Ek adalah tempat di mana Khmer Merah Pol Pot biasanya menyiksa korban mereka sebelum akhirnya dibunuh dan dikuburkan. Ada lebih dari 300 ladang pembantaian yang hampir sama dengan Choeung Ek (kebanyakan lebih kecil) di Kamboja yang dibangun saat rezim Pol Pot.

Sebagian besar korban yang dieksekusi dan dikubur adalah kaum intelektual, perdana menteri, dan diplomat Kamboja, termasuk 9 orang Barat. Ada lebih dari 120 kuburan masal yang ditemukan di sini pada tahun 1980, dan salah satu diantaranya yang ditemukan oleh pemerintah, terdapat 166 jasad manusia tanpa kepala.


Lokasi : sekitar 15 kilometer sebelah selatan dari Monumen Kemerdekaan
Jam operasional : setiap hari, pk. 7:30-17:30
Biaya masuk : US$ 3
Fasilitas : pemandu tur, toko cinderamata, tersedia makanan dan minuman
Cara menuju ke sana : sekitar 30 menit perjalanan dengan Tuk-tuk atau taksi
Keterangan : selama musim kemarau, jalan menuju Choeung Ek sangat berdebu. Biasanya wisatawan menyewa Tuk-tuk untuk perjalanan satu hari mengelilingi kota, termasuk kunjungan di Ladang Pembantaian ini. Info lebih lengkap tentang transportasi umum di Phnom Penh, Kamboja.

Tur Sungai Mekong

Tur Sungai Mekong merupakan alternatif wisata menarik lainnya untuk menikmati kota Phnom Penh. Harganya bisa dinegosiasi, tergantung dari tipe tur dan/atau operator perahu. Sebagai informasi, biaya perjalanan bisa menjadi sekitar US$ 15/orang/jam untuk dua orang wisatawan dan US$ 40 untuk tur pendek sekitar sungai dan pulau di dekatnya selama sekitar 3 jam.

Salah satu program dari tur ini adalah mengunjungi sebuah desa sutra (tenunan). Di sini pengunjung dapat melihat produksi sutra yang dikelola oleh masyarakat lokal. Waktu penyelesaiannya tergantung dari ukuran. Untuk ukuran satu selendang polos bisa memakan waktu 3 sampai 5 hari dengan variasi harga sekitar US$6 sampai US$60. Harga ini bisa dikatakan lebih rendah dari pasar-pasar di tengah kota Phnom Penh. Di pulau ini, negosiasi harga dapat dilakukan dengan meminta bantuan terjemahan dari pemandu.

Dalam perjalanan menuju desa sutra ini, biasanya perahu akan berlayar perlahan ke “desa terapung” kecil di dekatnya, di mana wisatawan bisa melihat kehidupan masyarakat lokal (kebanyakan warga keturunan Vietnam) tinggal di kapal mereka. Di sini juga ada toko terapung, gereja, dan bahkan binatang.

Tidak lama setelah melewati desa terapung ke arah utara, dari sisi kanan perahu Anda bisa melihat beberapa rumah-rumah besar untuk berlibur, yang kebanyakan dimiliki oleh wisatawan asing yang menikah dengan masyarakat lokal.

Wisatawan juga akan melihat pemandangan bagus dari Istana Kerajaan, sama halnya dengan Museum Nasional Kamboja dari Sungai Tonle Sap, tidak lama setelah perahu meninggalkan dermaga atau sebelum tur berakhir.


Lokasi : atau pelabuhan kapal yang terletak di sepanjang Sisowath Quay
Keterangan : ada banyak papan tanda yang ditempatkan oleh operator perahu di daratan dekat dermaga mereka.

Olympic Stadium (Stadion Olimpiade)

Terletak di bagian barat dari Phnom Penh, stadion ini dibangun pertama kali di bawah pemerintahan H.M. King Sihanouk pada tahun 1963. Area ini pun sebelumnya pernah digunakan oleh Perancis untuk latihan lomba.

Selain untuk olah raga, stadion berkapasitas 50.000 penonton ini juga digunakan untuk konser dan aktivitas lainnya. Konser seorang bintang pop Ronan Keating pernah diadakan di stadion ini pada Mei 2007 dan menjadi konser internasional terbesar pertama di Phnom Penh dengan jumlah penonton sebanyak 10.000 orang.


Lokasi : Sihanouk Blvd, tepat di sebelah barat St. 163
Cara menuju ke sana : sekitar 800 meter dari Phsar Orrusey atau sekitar 3,5 kilometer sebelah barat dari Tepi Sungai (Riverfront).

Museum Tuol Sleng Genocide

Museum ini sebelumnya adalah sebuah sekolah menengah atas umum, bernama sekolah Tuol Svay Prey, yang kemudian dirubah menjadi penjara oleh rezim Khmer Merah Pol Pot pada April 1975. Khmer Merah menggunakan kompleks ini untuk menahan dan menyiksa tahanan, termasuk perwira tinggi mereka sendiri beserta anggota keluarganya.

Informasi lebih lanjut tentang Khmer Rouge atau Khmer Merah Kamboja.

Penjara Tuol Sleng ini dinamakan S-21 oleh Khmer Merah, yang berarti Security Office 21 (kantor keamanan 21), yang juga merupakan penjara terbesar mereka di Kamboja. Mereka memenjarakan sekitar 20.000 orang sejak 1975 hingga 1979. Empat belas tahanan terakhir yang disiksa dan dibunuh, adalah perwira tingkat tinggi Khmer Merah. Mayat mereka yang telah rusak parah ditemukan di beberapa kamar oleh tentara Vietnam yang membantu penduduk Khmer untuk melawan rezim Khmer Merah. Museum ini menyimpan tempat tidur di mana mayat-mayat tersebut ditemukan serta juga memajang foto di setiap kamar.

Ada lebih dari 160 penjara seperti Tuol Sleng yang dibangun di Kamboja selama masa Khmer Merah. Khmer Merah menerapkan aturan-aturan ketat dan banyak larangan kepada tahanannya, seperti dilarang berbicara dengan tahanan lain, dilarang bertanya, mandi dua kali dalam satu bulan, dan lain-lain.

Bangunan yang merupakan bekas sekolah ini memiliki banyak kelas yang dialihkan menjadi sel kecil, berukuran 1m x 2m untuk ditempati oleh 2 tahanan. Sel kecil ini tanpa pintu, tanpa bantal, tanpa kelambu nyamuk, kasur, dan terdapat belenggu (pasung) yang digunakan untuk mengunci tahanan.

Perwira dan tentara Khmer Merah yang ditempatkan di penjara ini sering membunuh tahanan dengan pisau untuk menghemat peluru mereka, karena sebagian besar anggota Khmer Merah berasal dari komunitas miskin (dengan pendanaan yang kurang). Dengan alasan yang sama, tahanan diberi makan setidaknya satu kali sehari.

Museum yang dibuka untuk umum pada tahun 1980 ini memperlihatkan banyak foto, peralatan yang dipakai oleh Khmer Merah untuk menyiksa tahanan mereka, dan bukti bersejarah lainnya. Sebuah film pendek berbahasa Inggris (berdurasi satu jam) juga dimainkan dua kali sehari di lantai tiga, pada pk. 10:00 dan pk. 15:00. Film ini bercerita mengenai S-21, kisah para tahanan yang selamat, dan kisah era Khmer Merah.


Lokasi : St. 113, di antara St. 320 dan St. 350 (kira-kira 1,4 kilometer sebelah selatan dari Stadium Olympic, atau 1,8 kilometer dari Monumen Kemerdekaan)
Telepon : +855 23 216045
Email : [email protected]
Jam operasional : setiap hari, pk. 7:00-17.30
Biaya masuk : US$ 2
Fasilitias : toilet, pemandu tur (US$ 6 untuk setiap pengunjung dengan waktu sekitar 30 menit), beberapa warung pinggir jalan menjual minuman, dll di depan museum dengan harga yang wajar
Cara menuju ke sana : dengan Tuk-tuk dari area Tepi Sungai (Riverfront) kira-kira 15 menit
Keterangan : baca papan tanda “Attention” di depan pintu masuk museum. Sebuah leaflet kecil berisi informasi diberikan di pintu masuk.

...Phnom Penh Timur :Hlmn sebelumnya | Hlmn berikut: Kelas Memasak...