TARIAN TRADISIONAL
Untuk melihat atau mempelajari pertunjukan tarian tradisional dan musik dari Minahasa, serta dari daerah lainnya di provinsi Sulawesi Utara, Anda dapat mengunjungi Pusat Kebudayaan Manado (lihat Tempat Menarik).
Ada sejumlah tarian tradisional Minahasa. Berikut adalah beberapa diantaranya:
Kabasaran
Tarian tradisional Minahasa ini, sama seperti tarian dari Indonesia Timur lainnya. Kabasaran biasanya ditampilkan oleh 30 orang atau lebih. Pada zaman dahulu, tarian ini dilakukan sebelum berangkat perang.
Tari Kabasaran terdiri dari tiga bagian: Cakalele, Lumoyak, dan Lalaya’an. Sekarang, tarian perang ini dipertunjukan untuk menyambut tamu-tamu lokal, domestik, atau internasional, dan juga dalam acara-acara besar di Sulawesi Utara. Di Tomohon, ada kelompok penari Kabasaran bernama “Tumou Tou Lestari”.
Penari sedang melakukan pertunjukan dalam Festival Bunga Tomohon di Tomohon (gambar di atas). Lihat di bawah untuk informasi lebih lanjut mengenai Festival Bunga.
Tonton tarian Kabasaran disini:
Lenso
Sebuah tarian ciptaan baru yang menggambarkan orang-orang muda Minahasa, terutama dalam memilih belahan jiwa (pasangan) mereka untuk mendapatkan masa depan yang cerah.
Tonton tarian Lenso disini (pranala luar):
Maengket
Tari Maengket adalah salah satu kesenian tradisional Minahasa yang memadukan dua kesenian: menari dan menyanyi. Tarian ini biasanya ditampilkan oleh sekitar 20 sampai 30 orang.
Maengket terdiri dari tiga bagian. Setiap bagian mempertunjukan upacara tradisional Minahasa pada zaman dulu. Bagian pertama: Maowey Kamberu atau upacara panen. Bagian kedua: Marambak atau upacara rumah baru, dan bagian terakhir: Lalaya’an yang menjelaskan bagaimana para pemuda melamar para pemudi selama masa panen berlangsung.
Tonton pertunjukan Maengket disini (pranala luar):
Tumetenden
Tarian Tumetenden adalah sebuah tarian tradisional lokal yang berdasar pada sebuah legenda dari Minahasa. Cerita tersebut berkisah tentang cinta antara seorang pria bernama Mamanua, dan Lumalundung, seorang peri yang turun dari dunia para dewa dengan 8 peri lainnya. Mereka sering pergi ke bumi untuk mandi di Tumetenden. Mamanua, yang tinggal tidak jauh dari tempat pemandian tersebut, mencuri baju Lumalundung agar dia tidak bisa kembali ke kayangan. Mereka pun akhirnya jatuh cinta dan menikah.
Tonton pertunjukan Tumetenden disini (pranala luar):
Maramba
Hampir sama dengan Maengket, tari Maramba dipertunjukkan untuk merayakan sesuatu, seperti syukuran atas rumah baru. Biasanya orang “setengah mabuk” juga ikut berbaris bersama, menyanyikan lagu tradisional dan menari di sekitar rumah baru tersebut.
Tari Pisok
Tarian ini menceritakan tentang harmoni kehidupan orang Minahasa yang giat dan mempunyai semangat untuk saling bergotong-royong.
Tonton pertunjukan Pisok disini (pranala luar):
MUSIK TRADISIONAL
Kolintang
Kolintang adalah musik tradisional dari Sulawesi Utara yang dibuat dari kayu dan biasanya dimainkan oleh enam orang.
Alat musik ini adalah salah satu musik tradisional Minahasa yang paling umum dan terkenal. Anda mungkin akan lebih banyak mendengar atau melihat musik tradisional ini dibanding musik tradisional Sulawesi Utara lainnya.
Tonton pertunjukkan Kolintang disini (pranala luar):
Musik Bambu
Festival tahunan biasanya diselenggarakan di sejumlah daerah di Minahasa untuk menjaga kesenian Musik Bambu ini tetap hidup. Alat-alat musik yang dimainkan adalah: suling, saksofon, klarinet, korno, bas, drum, dll. Biasanya alat-alat musik bambu ini dimainkan oleh sebuah kelompok yang terdiri dari 45 sampai 50 orang, yang mengenakan pakaian tradisional.
Di beberapa kelompok, beberapa orang dapat memainkan beberapa jenis alat musik yang berbeda. Sekarang ini, beberapa kelompok Musik Bambu juga memainkan lagu kontemporer dan pop.
Tempat-tempat Untuk Menyaksikan Pertunjukkan Seni Budaya
Di bawah ini adalah beberapa tempat pertunjukan seni tradisional di Sulawesi Utara. Disarankan terlebih dahulu menghubungi beberapa tempat tersebut untuk mengetahui informasi terbaru mengenai jadwal pertunjukan.
TAMAN BUDAYA MANADO
Pusat Kebudayaan Manado (PKM) ini berlokasi sekitar 2 kilometer dari pusat kota Manado dan dikenal oleh warga setempat sebagai "Taman Budaya”. Pusat kebudayaan yang diresmikan pada tanggal 24 Januari 2003 ini merupakan tempat penyelenggara pertunjukan, pelatihan, pembangunan, dan pengelolaan kesenian lokal di Provinsi Sulawesi Utara.
Ruang pameran PKM memajang beberapa lukisan, kostum tari, dan alat-alat musik tradisional. Pengunjung diperbolehkan untuk memainkan beberapa alat musik tersebut.
Pusat Kebudayaan Manado memiliki beberapa grup seni yang siap untuk mempertunjukkan kebolehan mereka menampilkan kesenian lokal. Wisatawan harus memberitahu PKM lebih awal jika berminat untuk menyaksikan kebolehan grup-grup seni mereka.
Pertunjukan yang ditampilkan bisa berupa tarian tradisional, seperti Kabasaran, Lenso, Maengket, Pisok, Tumetenden; dan musik tradisional, seperti Musik Bambu, klarinet bambu, Musik Kerang Laut, Kolintang, dan sebagainya.
Telepon dan Fax: 0431 864489
Jam operasional: Senin-Kamis, pk. 8:00-16:00, Jumat, pk. 8:00-11:00
Biaya masuk: gratis
Fasilitas: kantin, ruang pameran, perpustakaan, aula teater dengan 500 tempat duduk, dan toilet
Tempat menarik terdekat: toko cinderamata (10 menit berjalan kaki dari Jalan B.W. Lapian, belok kiri dari gerbang masuk museum)
Cara menuju ke sana: dengan mikrolet: dari terminal Pasar 45 naik mikrolet yang menuju Teling dan minta sopir untuk menurunkan Anda di Komo Dalam (tepat di depan SMPN 1 Manado)
Keterangan: sekitar 20 menit dengan mikrolet dari Pasar 45. Sangat disayangkan, beberapa fasilitas yang tersedia tidak dalam kondisi terbaik.
Festival Bunga Internasional (sebelumnya bernama Festival Bunga Tomohon atau TFF )
Festival seperti ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2006 dan diikuti oleh 46 perwakilan kota dari seluruh Indonesia. Seiring berjalannya waktu, acara ini pun berkembang ke tingkat internasional. Festival tahunan ini pada tahun 2015 diselenggarakan pada bulan Agustus.
Kontak detail Festival Bunga Tomohon:
Telepon/Fax: 0431 351706
Email: [email protected]