Di Manado | Di Minahasa | Di Bitung
Di Manado
Ada banyak patung dan monumen di Manado dan Sulawesi Utara. Berikut adalah beberapa diantaranya:
Tugu/Patung Dotu Lolong Lasut
Lolong Lasut diyakini sebagai penemu Manado, yang hidup pada awal abad ke-16. Dia adalah sosok yang religius dan dihormati, yang membangun Tumani Negeri Wenang (sekarang dikenal sebagai Manado). Dia juga memimpin penduduk setempat dalam melawan penjajah Portugis.
Hingga hari ini patung Lolong Lasut masih berdiri tegak di Taman Kesatuan Bangsa, sebuah alun-alun Manado, yang didirikan pada tahun 1987.
Lokasi |
: |
di Taman Kesatuan Bangsa, Pasar 45 |
Tempat menarik terdekat |
: |
Monumen Titik Pendaratan Pasukan Batalion Worang, Tugu Peringatan Perang Dunia Kedua (lihat di bawah ini) |
Fasilitas umum terdekat |
: |
ATM dan bank, pusat perbelanjaan, dan toilet |
Cara menuju ke sana |
: |
dengan mikrolet: pergi ke terminal “Pasar 45” dan lanjutkan dengan berjalan sedikit |
Keterangan |
: |
terdapat beberapa tempat menarik di sekitarnya dan kadang-kadang ada pertunjukan seni di alun-alun ini. Sayangnya, tidak ada jadwal tetap mengenai pertunjukan tersebut. |
Pierre Tendean dan Wolter Mongonsidi
Ini adalah dua patung pahlawan nasional Indonesia. Pierre Tendean adalah letnan tentara Indonesia yang diculik dan ditembak mati pada tahun 1965, karena melindungi salah satu jendral tentara berpangkat tinggi. Dia dibunuh bersama-sama dengan enam jendral lainnya. Pemerintah kemudian memberinya pangkat kapten anumerta karena keberaniannya. Jenazahnya dikubur di Taman Makam Pahlawan Nasional di Jakarta.
Wolter Monginsidi adalah pahlawan nasional Indonesia lainnya yang berasal dari Sulawesi Utara. Pada tahun 1940 ia berjuang melawan penjajah Belanda, ditangkap dan dibunuh pada tahun 1949. Jenazahnya dikubur di Makasar, Sulawesi Selatan.
Lokasi |
: |
dekat Mal Bahu, ujung selatan dari Jl. Pierre Tendean (Boulevard)
|
Fasilitas umum terdekat |
: |
Bahu Mall |
Cara menuju ke sana |
: |
dengan mikrolet: naik salah satu mikrolet yang menuju ke arah Boulevard. |
Tugu Peringatan Perang Dunia Kedua
Ada dua versi cerita dibalik tugu peringatan setinggi 10 meter ini. Versi pertama mengatakan bahwa tugu Peringatan Perang Dunia Kedua yang dibangun tahun 1940 ini dibangun untuk menandakan jatuhnya pasukan Jepang di Sulawesi Utara. Versi kedua mengatakan bahwa tugu ini dibangun pada saat penjajahan VOC (Hindia Belanda) di abad ke-19.
Lokasi |
: |
di area parkir Gereja Sentrum (dekat Pasar 45)
|
Tempat menarik terdekat |
: |
Patung Dotu Lolong Lasut, Taman Kesatuan Bangsa (lihat di atas), dan Monumen Titik Pendaratan Pasukan Worang |
Cara menuju ke sana |
: |
dengan berjalan kaki dari terminal mikrolet “Pasar 45” |
Keterangan |
: |
terdapat beberapa tempat menarik di sekitar tugu ini. |
Monumen Titik Pendaratan Pasukan Batalyon Worang
Monumen tujuh tentara ini diresmikan pada 10 Mei 1954 dan berlokasi di dekat Pasar 45, di mana patung Dotu Lolong Lasut berdiri (lihat di atas).
Nama dari batalyon ini diambil dari salah satu perwira tinggi Minahasa (H.V. Worang) pada awal kemerdekaan Indonesia di tahun 1945. Batalyon Worang mendarat di Sulawesi Utara dengan perintah untuk melawan pemberontakan penduduk lokal yang mendukung Belanda.
Lokasi |
: |
Jl. Sam Ratulangi (dekat “Pasar 45”) |
Tempat menarik terdekat |
: |
patung Dotu Lolong Lasut dan Taman Kesatuan Bangsa, dan Tugu Peringatan Perang Dunia Kedua (lihat di atas) |
Cara menuju ke sana |
: |
dengan berjalan kaki dari terminal mikrolet “Pasar 45” |
Keterangan |
: |
terdapat beberapa tempat menarik di sekitar monumen. |
Tugu/Patung Sam Ratulangi
Patung ini merupakan patung gubernur pertama Sulawesi Utara, Dr. Sam Ratulangi (1890-1949). Ia merupakan penduduk asli Sulawesi Utara yang terpelajar dan seorang pahlawan nasional karena dedikasinya melawan penjajah Belanda melalui bidang pendidikan. Patungnya terletak di dekat Hotel Grandpuri dan stadion utama sepakbola (Stadion Klabat).
Lokasi |
: |
antara ujung selatan Jalan Sam Ratulangi dan ujung timur Jalan Bethesda |
Tempat menarik/fasilitas umum terdekat |
: |
Velld Box Wanea (sebuah benteng yang dibangun Jepang pada masa Perang Dunia Kedua), warung, warnet, dan toko cinderamata
|
Cara menuju ke sana |
: |
dari Pasar 45 naik mikrolet menuju “Samrat Coco”. Patung ini terletak di tengah-tengah bundaran persimpangan di Wanea. |
Titik Nol
Monumen yang baru dibangun dan diselesaikan pada awal tahun 2008 ini disebut ”Titik Nol” karena banyak kantor administratif pemerintah dibangun di sekitar persimpangan ini. Monumen ini disebut juga titik nol karena ‘pengukuran jarak’ semua tempat di kota ini didasarkan dari titik ini.
Lokasi |
: |
Jl. Sam Ratulangi (dekat Pasar 45) |
Tempat menarik terdekat |
: |
Tugu Peringatan Perang Dunia Kedua, Monumen Titik Pendaratan Pasukan Batalyon Worang, Taman Kesatuan Bangsa (lihat patung “Dotu Lolong Lasut” di atas), dan Boulevard
|
Cara menuju ke sana |
: |
berjalan kaki dari terminal mikrolet “Pasar 45”. |
Kembali ke atas
Di Minahasa
Makam Tuanku Imam Bonjol


Imam Bonjol adalah pahlawan nasional yang memimpin perang melawan Belanda di Sumatera Barat. Dia kemudian diasingkan oleh Belanda dari tanah kelahirannya pada awal 1800-an. Imam Bonjol, yang lahir pada tahun 1772, harus menghabiskan sisa hidupnya di Manado, ditemani oleh Apolos, pengawal pribadinya yang setia, hingga ia wafat pada tahun 1864.
Sumbangan sukarela diharapkan di makam ini. Situs ini dijaga oleh seorang wanita tua yang merupakan generasi keempat dari Apolos. Ia akan menuntun Anda untuk mengisi buku tamu, yang terletak di sebelah kotak amal. Sebuah Mesjid Imam Bonjol dibangun tepat di seberang jalan.
Klik foto makam Tuanku Imam Bonjol untuk menampilkan foto-foto yang lebih besar.
Lokasi |
: |
Desa Lota – Kecamatan Pineleng (dari arah Manado ke Tomohon, sekitar 1,5 kilometer setelah patung Yesus di sebelah kanan jalan utama) |
Jam operasional |
: |
setiap hari, pk. 6:00-18:00 |
Biaya masuk |
: |
gratis, namun sumbangan sukarela diharapkan |
Tempat menarik terdekat |
: |
air terjun Kali dan Patung Yesus
|
Cara menuju ke sana |
: |
Naik minibus yang pergi ke arah Tomohon dari terminal “Karombasan” di Manado. Katakan pada sopir Anda ingin pergi ke makam ini (sekitar 1 kilometer berjalan kaki dari jalan utama)
Jika Anda menyewa mobil, kira-kira ditempuh dalam waktu 15 menit dari Boulevard, Manado.
|
Patung Toar dan Lumimuut
Patung Lumimuut dan anaknya, Toar, telah diceritakan di halaman utama Manado. Dari kisah tersebut dipercayai bahwa orang Minahasa adalah keturunan dari pasangan ini.
Monas Tondano
Berawal dari Monumen Nasional (“Monas”) di Jakarta, “Monas” versi Tondano ini kemudian diresmikan oleh Gubernur Provinsi Sulawesi Utara, H.V. Worang, pada tanggal 17 Agustus 1975.
Penduduk Tondano menamakan monumen setinggi 15 meter ini sebagai “Tugu Proklamasi” (monumen proklamasi). Di bagian selatan monumen ini adalah alun-alun dan kantor Kabupaten Minahasa, sementara di bagian utaranya adalah pusat perbelanjaan.
Lokasi |
: |
pusat kota Tondano |
Tempat menarik terdekat |
: |
Danau Tondano, GMIM Sentrum (gereja), Lapangan Sam Ratulangi, kantor walikota, terminal, pasar tradisional, kios kecil, dan restoran yang menyediakan makanan lokal
|
Cara menuju ke sana |
: |
baik dari Manado, Tomohon atau Bitung, Anda bisa naik minibus yang menuju Tondano. Lihat transportasi dari terminal Karombasan ke Tondano.
|
Makam Pahlawan Nasional Dr. GSSJ Ratulangi
Tempat ini merupakan makam gubernur pertama Sulawesi Utara, Dr. Sam Ratulangi (1890-1949). Ia merupakan penduduk asli Sulawesi Utara yang terpelajar dan seorang pahlawan nasional karena jasanya melawan penjajah Belanda melalui bidang pendidikan.
Lokasi |
: |
Tondano (dekat Terminal Tondano) |
Cara menuju ke sana |
: |
dari Terminal Karombasan, Manado, naik bus yang menuju ke Tondano dan turun di makan ini |
Keterangan |
: |
gerbang masuk makam selalu ditutup, namun tidak dikunci. Anda bisa dengan bebas masuk ke lokasi makam ini. Namun, jangan lupa untuk menutup kembali pintu tersebut saat Anda meninggalkan makam. |
Di Bitung
Monumen Jepang






Selain gua Jepang, tempat ini merupakan situs pariwisata lain yang berhubungan dengan Jepang. Monumen Jepang ini dibangun untuk memperingati tentara Jepang yang tewas di Bitung saat pada Perang Dunia II. Monumen ini dibangun atas kerjasama Jepang dan Gubernur Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 1987.
Saat tiba di sana, Anda mungkin akan menemukan gerbang masuk dalam keadaan terkunci. Jika demikian, Anda harus menghubungi penjaga monumen “Om Udin” di nomor telepon: 0813 40508274 atau berjalan kaki ke rumahnya, yang terletak di jalan kecil di seberang gerbang (sebuah rumah tua, yang terlihat seperti gubuk, di sisi kiri dari jalan kecil ini). Penduduk senior yang sangat ramah ini akan menemani Anda kembali ke monumen dan akan membantu Anda untuk menemukan ojek ke pusat kota atau Terminal Tangkoko (sekitar 5 kilometer dari kota Bitung). Ia juga akan memastikan Anda tidak dikenai ongkos berlebihan oleh pengemudi ojek tersebut.
Area di sekitar monumen ini berangin semilir dan terkadang udaranya bisa dipenuhi dengan aroma kelapa dari sebuah pabrik minyak di Bitung.
Klik foto di atas untuk menampilkan beberapa Foto Monumen Jepang yang lebih besar.
Lokasi |
: |
Desa Manembo-nembo (7 kilometer dari Kota Bitung) |
Biaya masuk |
: |
gratis, namun sumbangan sukarela diharapkan |
Cara menuju ke sana |
: |
naik ojek dari kantor kepala desa di Bitung. Ojek merupakan satu-satunya transportasi yang tersedia. Akan lebih baik jika Anda meminta salah seorang staf kantor untuk membantu Anda menemukan ojek demi alasan keamanan dan tarif ojek terbaru. Biaya yang harus Anda bayar sekitar Rp. 3.000, di mana besar ongkos sama ketika Anda kembali dari monumen ke kota. Namun, jika Anda ingin diturunkan langsung di Terminal Tangkoko, Anda akan dikenakan biaya Rp. 5.000. Lihat transportasi ke Bitung dari Terminal Paal 2 Manado
|
Keterangan |
: |
disarankan untuk melaporkan rencana kedatangan Anda ke monumen ini ke kantor kepala desa (sekitar 100 meter dari jalan utama Bitung). Hal ini dilakukan untuk menghindari situasi yang “tidak diinginkan”, karena daerah ini dikenal agak sedikit berbahaya, terutama untuk seorang wisatawan wanita. Monumen ini sendiri tidak berada dalam kondisi baik dan tidak tersedia tolilet di sini. |
Menara Eiffel Bitung


Menara setinggi 12 meter ini juga dikenal dengan Menara BRI, karena sebuah bank (BRI) terletak di persimpangan di sekitar menara. Menara ini terlihat jelas oleh pengunjung saat memasuki kota Bitung dari Manado, Tomohon atau Tondano.
Ide untuk membangun menara yang mirip dengan menara Eiffel ini datang dari walikota yang di masa mudanya pernah menuntut ilmu di Paris.
Klik foto di sebelah kanan untuk melihat beberapa foto yang lebih besar dari Menara Eiffek Bitung.
Lokasi |
: |
pusat kota Bitung |
Cara menuju ke sana |
: |
dari Terminal Girian di Bitung, Anda bisa naik “mikrolet” dan katakan pada sopir untuk menurunkan Anda di “Menara BRI”. Jika Anda adalah penumpang satu-satunya, maka Anda akan sampai di sana dalam waktu lima menit. Tapi waktu tempuh akan bertambah 15 atau 20 menit jika ada penumpang lain yang meminta sopir untuk mengantar mereka ke tempat-tempat tertentu. Tarifnya Rp. 2.500 per orang. Lihat transportasi ke Bitung dari terminal Paal 2 Manado
|
Keterangan |
: |
terdapat beberapa tempat menarik di sekitar menara. |
Kembali ke atas
Jangan lupa ikutan
LIKE US yaaa
Isi komentar adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim. Anda sebagai pengirim komentar harus membaca dan sepenuhnya menyetujui Syarat dan Ketentuan Komentar Anda (klik disini), Syarat dan Ketentuan (klik disini) serta Kebijakan Privasi (klik disini) www.JoTravelGuide.com.
|
Nama:
|
alifa |
6 Sep 2015 |
Komentar:
|
terimah kasih atas infonya. saya bisa mengerjakan tugas saya -_- |
|
Nama:
|
www.JoTravelGuide.com |
18 Mar 2014 |
Komentar:
|
Sama-sama. Glad it can help you. Jangan lupa untuk "LIke" Facebook www.JoTravelGuide.com ya. |
|
Nama:
|
delvi |
18 Mar 2014 |
Komentar:
|
trima kasih yaa atas pelajaran diatas sangat membantu |
|
Nama:
|
www.JoTravelGuide.com |
28 Jan 2014 |
Komentar:
|
Hehehehe... Sama-sama, seneng bisa mbantu... Jangan lupa kasih tau teman-teman untuk mampir ke www.JoTravelGuide.com juga ya Firda :) |
|
Nama:
|
firda |
28 Jan 2014 |
Komentar:
|
Akhirnya pelajarannya selesai trimakasih yh....:) |
|
Nama:
|
Susi P. Rahayu |
9 Nov 2012 |
Komentar:
|
Terima kasih banyak, sungguh sangat membantu untuk menyelesaikan tugas plajaran "Perjalanan Dinas". :D |
|
Nama:
|
JoTravelGuide |
22 Okt 2012 |
Komentar:
|
Terima kasih juga untuk kunjungan dan komentarnya :)
Jangan lupa untuk ikutan "Like" Facebook kami di www.facebook.com/JoTravelGuideDotCom ya.
|
|
Nama:
|
Immanuella T. Pijoh |
21 Okt 2012 |
Komentar:
|
terimah kasih ......sangat membantu saya dalam pelajaran SBK....cari patung, monumen dsb.....tengkyuuuuu |
|
Nama:
|
JoTravelGuide |
12 Sep 2012 |
Komentar:
|
Thank you juga untuk kunjungan dan komentarnya :) |
|
Nama:
|
Fredrik Dandel |
11 Sep 2012 |
Komentar:
|
Nice Info ........... Thanx !!! |
|
Nama:
|
Rafans Manado |
5 Mar 2012 |
Komentar:
|
Tabea... Nice info. Terima kasih. Silahkan kunjungi juga RAFANS MANADO di http://nrafansmanado.wordpress.com |
|
Nama:
|
avien |
24 Feb 2012 |
Komentar:
|
LIKE MONUMEN DAN TUGU DI MANADO |
|
Nama:
|
Salsa |
3 Feb 2012 |
Komentar:
|
Lengkap! |
Kembali ke atas