Museum Negeri Provinsi Sulawesi Utara | Museum Perjuangan Santiago | Museum Waruga
Museum Negeri Provinsi Sulawesi Utara
Museum Negeri Provinsi Sulawesi Utara diresmikan pada 9 Januari 1991. Museum ini memiliki 2.426 obyek, mewakili budaya dari Manado, Minahasa, dan juga dari daerah lain di Sulawesi Utara, seperti Sangihe, Talaud, Sitaro, Minahasa, Bolaang Mongondow, dan Gorontalo.
Koleksi mereka dibagi menjadi 10 klasifikasi, antara lain: (i) Geologi, (ii)Biologi, (iii) Etnografi, (iv) Arkeologi, (v) Sejarah, (vi) Teknologi.
Ada juga koleksi keramik dari Eropa, guci yang pernah digunakan sebagai makam, dan piring perak yang diberikan Gubernur Maluku untuk raja dari Kerajaan Kendahe pada 26 Agustus 1688. Terdapat juga koleksi peralatan tenun, naskah kuno, meriam kuno, alat musik dari kerang, lukisan lokal, dan masih banyak lagi.
Lokasi |
: |
Jl. W.R. Supratman No. 72 |
Telepon |
: |
0431 870308 |
Fax |
: |
0431 870308 |
Email |
: |
[email protected] |
Website |
: |
www.museumsulut.info
|
Jam operasional |
: |
Senin-Kamis, pk. 8:00-16:00, Jumat, pk. 7:00-11:30, Sabtu pk. 9:00-14:00. Tutup pada hari Minggu dan hari libur |
Biaya masuk |
: |
sumbangan sukarela (untuk kebersihan), ada kotak sumbangan di sebelah buku tamu untuk pengunjung |
Fasilitas |
: |
toilet dan kantin |
Cara menuju ke sana |
: |
dari Pasar 45, naik mikrolet ke Teling (tarif: Rp. 2.000 dengan lama perjalanan kurang dari 10 menit). Katakan pada sopir bahwa Anda ingin ke museum ini dan dia akan menurunkan Anda di ?Komo? Dalam?, (di depan SMPN 1 Manado), dekat museum |
Keterangan |
: |
bersih dan cukup terawat, walaupun beberapa koleksi tidak diberi penerangan. Juli adalah bulan paling banyak pengunjung karena banyak pelajar yang mengunjungi museum saat libur sekolah tiba. Diizinkan untuk mengambil foto. |
Museum Perjuangan Bintal Korem 131 Santiago
Museum ini dulunya dikenal sebagai Museum Kodam XIII-Merdeka yang didirikan pada 27 Februari 1979 oleh Rudini, seorang panglima Tentara Nasional Indonesia. Walaupun tidak sebesar Museum Satria Mandala di Jakarta, setidaknya keberadaan museum militer ini memberikan pilihan tambahan bagi masyarakat Kota Manado dan sekitarnya juga bagi wisatawan yang tertarik untuk melihat koleksi persenjataan, meriam kuno, dan perlengkapan militer lainnya. Selain itu juga terdapat bibit pertanian seperti jagung, kacang, dan padi yang pernah digunakan masyarakat Indonesia pada masa penjajahan.
Lokasi |
: |
Jl. Bethesda (di depan rumah sakit Ratumbuisang dan di sebelah pompa bensin di Kecamatan Sario) |
Jam operasional |
: |
Senin-Jumat, pk. 8:00-14:00 |
Biaya masuk |
: |
sumbangan sukarela |
Fasilitas |
: |
toilet |
Cara menuju ke sana |
: |
dari ujung selatan Boulevard (dekat mal Bahu), jalan sekitar 500 meter ke Jalan Bethesda dan museum ini ada di sebelah kiri Anda. Dari pasar 45, naik mikrolet menuju Jl. Kembang (perjalanan akan memakan waktu selama 15 menit) |
Keterangan |
: |
mungkin kurang menarik dibandingkan dua museum lainnya. Kadang-kadang terlihat seperti tutup tapi selalu ada staf di sekitarnya pada saat jam kerja. |
Waruga Museum (Waruga Sawangan)
Museum ini merupakan sebuah museum kecil yang memajang koleksi artefak-artefak seperti cincin, gelang, kalung, dan lainnya yang diselamatkan dari makam Waruga. Pengunjung yang datang biasanya akan dipandu oleh pemandu lokal untuk mengunjungi makam terlebih dahulu sebelum ke museum ini.
Setelah melihat koleksi di museum yang hanya seukuran ruangan biasa ini, Anda akan dipandu untuk mengisi buku tamu dan memberikan sumbangan (besar sumbangan terserah pada Anda).
Ratu Beatrix dari Belanda dan almarhum suaminya, Pangeran Claus pernah berkunjung ke makam Waruga dan museum ini pada tahun 1995. Foto kunjungan mereka juga dipajang di sini.
Lokasi |
: |
Desa Sawangan, sekitar 25 kilometer dari Manado maupun dari Bitung, dan 20 kilometer dari Tondano |
Jam operasional |
: |
setiap hari, pk. 6:00-18:00, jam mulai operasional hari Minggu lebih siang (sekitar pk. 11:00) |
Biaya masuk |
: |
sumbangan sukarela |
Fasilitas |
: |
toko cinderamata dan toilet |
Cara menuju ke sana |
: |
Dengan taksi (tarif: tanpa argo sekitar Rp. 100.000-Rp. 150.000 untuk sekali jalan)
Dengan transportasi pribadi
Dengan menggunakan transportasi umum: naik mikrolet ke Terminal Paal 2, lalu naik bus ke arah Airmadidi atau Bitung. Beritahukan ke sopir atau kondektur bahwa Anda ingin pergi ke Waruga. Setelah turun, cara termudah dan tercepat adalah dengan naik ojek ke Waruga dan tanyakan apakah dia bisa menunggu Anda (tarif: sekitar Rp. 4.000 untuk sekali jalan) |
Keterangan |
: |
tempat ini merupakan salah satu tempat menarik untuk dikunjungi di Manado/Minahasa. |
Jangan lupa ikutan
LIKE US yaaa
Nama:
|
jovie |
23 Apr 2012 |
Komentar:
|
tumaluntung dnk |
|
Isi komentar adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim. Anda sebagai pengirim komentar harus membaca dan sepenuhnya menyetujui Syarat dan Ketentuan Komentar Anda (klik disini), Syarat dan Ketentuan (klik disini) serta Kebijakan Privasi (klik disini) www.JoTravelGuide.com.
|
|
Kembali ke atas